oleh Leon Hartono menyoroti pentingnya perubahan mindset, jejaring kuat, dan literasi keuangan sebagai modal utama keluar dari jebakan kemiskinan.
Diskusi dalam video ini juga menekankan pentingnya perubahan kebiasaan dan pendekatan strategis terhadap investasi dan peluang ekonomi Sider.
Artikel ini akan mengembangkan gagasan tersebut dengan data kredibel dari
OJK, serta menghadirkan gaya jurnalistik investigatif dan human interest untuk
membangun EEAT (Experience, Expertise, Authoritativeness,
Trustworthiness).
Mindset Fondasi untuk Bertumbuh dari Nol
Mindset adalah penentu utama. Seseorang yang menganggap “kaya itu mustahil” cenderung berhenti sebelum mencoba.
Di video disebutkan bahwa mereka yang keluar dari kemiskinan umumnya mengalami shift mindset:
dari
berpikir konsumtif ke produktif; dari mudah putus asa ke tekun mencari solusi Video HighlightSider.
Contoh inspiratif datang dari Theo Derick, penulis buku From 0 to Survive, yang memulai dengan penghasilan kecil dan mental baja.
Ia
mengubah pola pikir menjadi lebih fokus kepada peluang daripada keterbatasan YouTube.
Edukasi & Literasi Kenali Peta Finansial
Kemampuan memahami produk keuangan, peluang investasi, dan risiko adalah modal esensial.
OJK mencatat bahwa indeks literasi keuangan Indonesia pada 2024 mencapai 65,43%, naik menjadi 66,46% di 2025 OJK PortalGoodStats Data.
Ini menandakan tren positif, meski masih ada ruang besar untuk edukasi.
Kelompok usia produktif—26–35 tahun—menunjukkan literasi tinggi hingga 74%, menjadikannya sasaran strategis program literasi GoodStats Data.
Ini menggarisbawahi pentingnya edukasi sejak dini sebagai jembatan keluar dari kemiskinan menuju keamanan finansial.
Video menyoroti pentingnya jejaring sosial—bukan sekadar kenal-kenalan, tetapi membangun relasi dengan orang yang “lebih dulu sukses”.
Lewat komunitas, pelatihan, hingga mentor, seseorang bisa mendapatkan insight,
peluang bisnis, atau modal awal.
Strategi jorang bisnis UMKM, misalnya, sering dimulai dari workshop komunitas lokal atau jaringan digital.
Dengan memperluas jaringan, kita
memperbesar peluang tawaran kemitraan atau akses modal lunak.
Disiplin Finansial & Investasi Jangka Panjang
Pada video, dibahas perlunya ubah kebiasaan menabung—menyisihkan sebagian kecil gaji secara konsisten dan mengalokasikannya ke instrumen investasi yang sesuai.
Misalnya, sisihkan 10–20% gaji untuk reksa dana atau
bisnis kecil-kecilan.
Dalam konteks data OJK, inklusi keuangan Indonesia juga meningkat dari 75,02%
ke 80,51% pada 2025 GoodStats Data—artinya
semakin banyak orang memiliki akses ke produk keuangan yang bisa mendukung
investasi pintar.
Bangkit dari Kos-kosan Sempit
“Kabur dari kemiskinan bukan soal impian, tapi soal konsistensi langkah kecil,” ujar seorang narrator dalam video.
Di sela-sela diskusi, muncul kisah
nyata individu yang dulu hidup pas-pasan, kemudian menerapkan prinsip-tabungan,
investasi edukatif, dan memperluas jejaring—hingga kini dapat membangun
properti, bisnis, bahkan membantu keluarga.
Data OJK Alat Ukur Nasional untuk Mendorong Perubahan
-Literasi &
Inklusi Keuangan 2024–2025: naik ke 66,46% dan 80,51% GoodStats Data.
-Inklusi Keuangan
Digital: OJK menyelenggarakan program Digination untuk
memperkuat literasi digital generasi muda OJK Portal.
Data ini mempertegas bahwa kebijakan dan edukasi keuangan nasional berjalan
seiring dengan kebutuhan masyarakat untuk keluar dari kemiskinan secara
berkelanjutan.
Keluar dari kemiskinan dan meraih miliaran adalah perjalanan panjang yang dimulai dari mindset, edukasi, jejaring, disiplin finansial, dan investasi jangka panjang.
Data OJK tersedia sebagai panduan untuk
memastikan langkah Anda ada di jalan yang benar.