Nama Warren Buffett tidak pernah lepas dari perbincangan ketika membicarakan investasi.
Dijuluki “Oracle of Omaha”, pria kelahiran 1930 ini berhasil membangun kerajaan bisnis bernama Berkshire Hathaway yang kini menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia.
Namun, yang menarik bukan hanya kekayaannya, melainkan gaya hidup dan kebiasaan unik yang membuatnya berbeda.
Buffett dikenal sederhana, tetap tinggal di rumah lamanya di Omaha, dan lebih
memilih membaca buku serta laporan keuangan ketimbang mengejar gaya hidup
mewah.
Salah satu kunci sukses Buffett yang
sering diabaikan orang adalah: membaca setiap hari.
Kebiasaan
Membaca “Saya Menghabiskan 80% Waktu untuk Membaca”
Dalam banyak wawancara, Buffett
pernah berkata:
“Saya membaca sekitar 500 halaman
per hari. Pengetahuan itu menumpuk, seperti bunga majemuk dalam investasi.”
Pernyataan ini bukan sekadar retorika.
Buffett memang dikenal menghabiskan sebagian besar harinya untuk
membaca—buku, laporan tahunan perusahaan, artikel finansial, hingga majalah
bisnis.
Kebiasaan ini membentuk kerangka berpikir kritis dan fondasi pengambilan keputusan.
Ia tidak membuat
keputusan investasi berdasarkan spekulasi atau tren pasar, melainkan dari
pemahaman mendalam yang dibangun melalui data dan literatur.
Psikolog bisnis menilai bahwa
kebiasaan membaca Buffett memperkuat growth mindset, yaitu keyakinan
bahwa kemampuan bisa berkembang lewat usaha dan pengetahuan baru.
Prinsip
Investasi Bijak ala Buffett
Buffett bukan hanya investor, ia
adalah filosof investasi. Prinsip-prinsipnya sederhana, tetapi terbukti
tahan uji waktu. Berikut beberapa di antaranya:
Berinvestasi pada Bisnis yang
Dipahami
Buffett tidak pernah membeli saham hanya karena populer. Ia hanya berinvestasi
pada bisnis yang ia pahami modelnya.
Misalnya, Coca-Cola, American Express, dan
Apple—perusahaan dengan produk nyata yang digunakan banyak orang.
Fokus pada Nilai, Bukan Harga
“Price is what you pay, value is what you get.” Buffett percaya bahwa harga
saham bisa naik-turun, tapi nilai perusahaanlah yang penting.
Ia selalu mencari
perusahaan dengan fundamental kuat, meski harga saham sedang murah.
Investasi Jangka Panjang
Buffett terkenal dengan prinsip “buy and hold”. Ia bisa menyimpan saham selama
puluhan tahun, karena percaya pada kekuatan compounding (bunga
berbunga).
Disiplin dan Kesabaran
Ia tidak terburu-buru masuk pasar. Buffett pernah berkata: “Pasar saham adalah
mekanisme untuk memindahkan uang dari orang yang tidak sabar ke orang yang
sabar.”
Investigasi
Mengapa Kebanyakan Investor Gagal Meniru Buffett?
Meskipun prinsip Buffett terdengar
sederhana, banyak investor gagal menirunya. Kenapa?
Kurang Membaca & Riset
Sebagian besar orang lebih suka mencari tips cepat di media sosial atau
mengikuti rekomendasi influencer keuangan.
Padahal, Buffett menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk riset.
Mentalitas Cepat Kaya
Investor pemula sering ingin hasil instan. Mereka lebih tergoda masuk ke saham
“gorengan” atau kripto tanpa dasar kuat.
Buffett sebaliknya, justru menghindari spekulasi.
Kurangnya Kesabaran
Sifat ingin cepat ambil untung membuat banyak orang menjual saham saat harga
naik sedikit. Padahal Buffett justru menikmati pertumbuhan jangka panjang.
Kisah Anak Muda Indonesia yang Terinspirasi Buffett
Di balik nama besar Buffett, ada
banyak kisah anak muda Indonesia yang berhasil meniru sebagian prinsipnya.
Sebut saja Rizky (24 tahun), seorang karyawan swasta di Jakarta.
Ia mulai berinvestasi di reksadana sejak kuliah setelah membaca buku “The Intelligent Investor” karya Benjamin Graham—mentor Buffett.
Rizky menyisihkan 20% gajinya tiap bulan untuk
investasi.
Awalnya ia sempat tergoda ikut tren saham populer, tetapi mengalami kerugian. Dari pengalaman itu, ia belajar kembali ke prinsip Buffett:
pahami bisnisnya, sabar, dan jangan ikut-ikutan.
Kini, portofolio Rizky sudah tumbuh
signifikan. Ia tidak hanya punya tabungan, tetapi juga aset produktif yang
terus berkembang.
“Kebiasaan Buffett membaca setiap hari saya terapkan dengan rutin membaca laporan keuangan sederhana dan artikel ekonomi.
Dari sana saya merasa lebih percaya diri mengambil keputusan
investasi,” kata Rizky.
Kisah Rizky membuktikan bahwa
prinsip Buffett bisa diterapkan siapa saja, bahkan anak muda Indonesia.
Insight
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Belajar dari Warren Buffett tidak
hanya soal saham atau uang. Ada tiga insight utama yang bisa dipetik:
Membaca adalah Investasi Diri
Pengetahuan yang diperoleh dari membaca akan menjadi modal intelektual untuk
menghadapi perubahan zaman.
Investasi Bukan Tentang Cepat Kaya
Kesuksesan finansial butuh waktu, kesabaran, dan kedisiplinan. Buffett butuh
puluhan tahun membangun kekayaannya.
Hidup Sederhana Membawa Fokus
Meski miliarder, Buffett tidak hidup berlebihan. Ia justru fokus pada hal
esensial: ilmu, investasi, dan keluarga.