Ia rela menjual perhiasan, bahkan meminjam dari koperasi untuk menambah modal.
Tiga bulan kemudian, platform investasi itu menghilang tanpa jejak. Rina kehilangan hampir seluruh tabungannya.
Kisah seperti ini bukanlah kasus tunggal.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ribuan masyarakat Indonesia menjadi korban investasi bodong setiap tahunnya, dengan kerugian mencapai triliunan rupiah.
Pertanyaan mendasarnya: mengapa investasi ilegal terus berkembang dan
bagaimana cara mengenalinya?
Data Terkini OJK Angka yang Mengkhawatirkan
Menurut laporan Satgas Waspada Investasi (SWI) OJK 2024, terdapat lebih dari 1.200 entitas investasi ilegal yang diblokir dalam lima tahun terakhir.
Sementara itu, pada tahun 2023 saja, total
kerugian masyarakat akibat investasi bodong diperkirakan mencapai lebih dari Rp
117 triliun.
Fakta mengejutkan lainnya: mayoritas korban justru berasal dari kalangan pendidikan menengah hingga tinggi.
Ini menunjukkan bahwa pengetahuan finansial semata tidak cukup untuk mencegah jebakan investasi ilegal.
Faktor emosi,
keinginan cepat kaya, dan bujukan sosial menjadi celah yang
dimanfaatkan para pelaku.
Modus Investasi Bodong Pola Lama, Wajah Baru
Pelaku investasi ilegal terus memodifikasi modusnya agar tampak sah dan
meyakinkan. Berikut adalah beberapa pola yang paling sering digunakan:
-Janji Imbal Hasil Tinggi dan Cepat
Salah satu ciri paling mudah dikenali adalah klaim keuntungan tidak masuk akal. Misalnya, imbal hasil 30% per bulan tanpa risiko.
Padahal
dalam dunia finansial, semakin tinggi potensi keuntungan, semakin tinggi pula
risikonya.
-Menggunakan Skema Ponzi
Modus klasik ini memutar uang dari investor baru untuk membayar investor
lama. Awalnya lancar, tetapi ketika perekrutan investor baru terhenti, skema
pun runtuh.
-Mengaku Terdaftar di OJK
Banyak platform ilegal mencatut nama OJK atau Bank Indonesia. Mereka membuat
situs dan dokumen palsu yang tampak resmi agar masyarakat percaya.
-Menggunakan Figur Publik
Iklan di media sosial sering menampilkan testimoni artis atau influencer.
Faktanya, banyak dari mereka tidak mengetahui produknya ilegal, hanya sebatas
endorsement.
-Berkedok Bisnis Legal
Beberapa modus menyamar sebagai bisnis syariah, koperasi simpan pinjam, hingga perdagangan kripto. Padahal izin yang dimiliki tidak sesuai dengan produk yang ditawarkan.
Kisah Rina hanyalah satu dari ribuan.
Ada pula Bapak Suroto, pensiunan guru yang menginvestasikan uang pensiun sebesar Rp 200 juta ke dalam investasi properti “syariah”.
Ia tergoda karena ada sosialisasi di masjid dan
ditawarkan langsung oleh orang yang ia kenal. Namun, hingga kini tanah yang
dijanjikan tak pernah ada.
“Bukan hanya uang yang hilang, tapi rasa percaya saya kepada orang sekitar
juga ikut hilang,” ucapnya dengan nada getir.
Kisah-kisah nyata ini menunjukkan bagaimana investasi ilegal bukan
sekadar merugikan finansial, tetapi juga menghancurkan psikologis dan hubungan
sosial korban.
Mengapa Banyak Orang Terjebak?
Beberapa faktor penyebab masyarakat mudah terjerat investasi ilegal antara
lain:
-Kurangnya
literasi keuangan: Meskipun tingkat pendidikan tinggi, banyak yang
tidak memahami prinsip dasar investasi.
-Mentalitas cepat
kaya: Keinginan memperoleh hasil instan membuat orang mudah tergoda.
-Tekanan sosial:
Banyak korban ikut berinvestasi karena diajak teman, keluarga, atau tokoh yang
dipercaya.
-Kurangnya
penegakan hukum tegas: Meski sudah banyak entitas ilegal diblokir,
praktik ini sering muncul kembali dengan nama baru.
Cara Mengenali dan Melindungi Diri dari Investasi Ilegal
Agar tidak menjadi korban berikutnya, berikut langkah-langkah proteksi diri
yang direkomendasikan oleh OJK:
-Periksa Legalitas di Situs Resmi OJK
Sebelum berinvestasi, cek apakah perusahaan tersebut terdaftar dan diawasi
oleh OJK melalui situs resmi www.ojk.go.id.
-Waspada Imbal Hasil Tidak Masuk Akal
Ingat prinsip: “high return equals high risk”. Jika ada
yang menawarkan keuntungan tinggi tanpa risiko, hampir pasti itu ilegal.
-Hindari Tekanan Sosial
Jangan mudah percaya hanya karena diajak oleh kerabat atau tokoh masyarakat.
Selalu lakukan verifikasi independen.
-Pelajari Produk Investasi
Pahami instrumen investasi seperti saham, reksa dana, obligasi, atau emas.
Dengan pengetahuan yang cukup, Anda lebih sulit ditipu.
-Gunakan Platform Investasi Resmi
Kini tersedia banyak aplikasi investasi digital yang sudah berizin OJK.
Gunakan kanal resmi untuk keamanan.
Peran Pemerintah dan Masyarakat
OJK melalui SWI terus melakukan pemblokiran situs, edukasi keuangan, dan penindakan hukum.
Namun, peran masyarakat juga penting. Jika
menemukan tawaran investasi mencurigakan, segera laporkan ke OJK atau pihak
berwenang.
Keterlibatan aktif masyarakat adalah benteng utama dalam melawan maraknya
investasi ilegal.
Investasi adalah langkah bijak untuk masa depan, tetapi
hanya jika dilakukan di jalur yang benar. Bahaya
investasi ilegal bukan hanya kerugian finansial, tetapi juga kerugian sosial
dan psikologis.