Copyright 2025 © GM Academy
UMKM Go Digital: Jasa Pembuatan Website UMKM, Sekolah dan Pesantren.
UMKM Go Digital: Jasa Pembuatan Website UMKM, Sekolah dan Pesantren.
Jasa Pembuatan Website UMKM
Jasa Pelatihan Digital Marketing
Jasa Pembuatan Website Sekolah
Jasa Pelatihan Digital Marketing
Jasa Optimasi SEO untuk UMKM
Jasa Pelatihan Digital Marketing UMKM
Jasa Press Release Media Online
Pelatihan Digital Marketing di Sekolah
Program Magang Digital Marketing SMK dan Mahasiswa
Pelatihan Pemasaran Digital UMKM
Jasa Optimasi Digital Marketing
Jasa Optimasi Digital Marketing

Perbandingan Strategi Masuk Bursa, Risiko, dan Peluang Investor Indonesia

IPO vs Backdoor Listing sering menjadi dilema bagi perusahaan yang ingin masuk bursa.
Jasa Pembuatan Website

Perbandingan Strategi Masuk Bursa, Risiko, dan Peluang Investor Indonesia

Di balik gemerlap papan bursa, terdapat pertanyaan klasik yang kerap menghantui para pendiri perusahaan:

apakah lebih baik masuk ke pasar modal lewat Initial Public Offering (IPO) atau melalui Backdoor Listing?

Pertanyaan ini bukan sekadar teknis finansial, tetapi menyangkut strategi besar perusahaan dalam membangun citra, menarik investor, dan menjaga keberlangsungan bisnis.

Seorang mantan direktur investasi bercerita kepada penulis, “IPO itu seperti pesta pernikahan megah—semua orang melihat, penuh selebrasi, tapi juga penuh biaya.

Backdoor Listing lebih mirip menikah sederhana, lebih cepat, tapi tidak selalu menarik perhatian.”

Analogi sederhana ini membuka pintu pada diskusi lebih dalam: mana yang sebenarnya lebih strategis?


Apa Itu IPO?

Initial Public Offering (IPO) adalah proses ketika perusahaan untuk pertama kalinya menjual sahamnya kepada publik di bursa efek.

Ciri-Ciri IPO

-Proses panjang, melibatkan underwriter, akuntan, konsultan hukum, hingga regulator.

-Membutuhkan keterbukaan informasi penuh kepada publik.

-Umumnya memakan waktu 6–12 bulan.

Keunggulan IPO

-Meningkatkan reputasi dan kepercayaan publik. Investor cenderung lebih yakin dengan perusahaan yang IPO karena melalui proses seleksi ketat.

-Akses modal besar. Dana segar dari publik bisa digunakan untuk ekspansi, riset, atau akuisisi.

-Likuiditas tinggi. Saham lebih mudah diperjualbelikan.

Kekurangan IPO

-Biaya tinggi. Dari biaya konsultan, promosi, hingga biaya administrasi, bisa mencapai puluhan miliar rupiah.

-Kontrol berkurang. Pemegang saham lama harus berbagi kendali dengan publik.

-Tekanan transparansi. Perusahaan wajib membuka laporan keuangan rutin.


Apa Itu Backdoor Listing?

Backdoor Listing atau sering disebut juga reverse takeover (RTO),

adalah cara perusahaan masuk bursa dengan mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan yang sudah tercatat di bursa.

Ciri-Ciri Backdoor Listing

-Tidak melalui proses IPO publik besar-besaran.

-Biasanya perusahaan swasta mengambil alih perusahaan publik yang “tidur” atau tidak aktif.

-Proses relatif lebih cepat.

Keunggulan Backdoor Listing

-Cepat dan praktis. Bisa selesai dalam beberapa bulan.

-Biaya lebih rendah. Tidak ada roadshow atau biaya besar seperti IPO.

-Kontrol lebih terjaga. Pemilik lama bisa tetap memegang kendali lebih besar.

Kekurangan Backdoor Listing

-Kurang prestise. Investor sering memandang jalur ini sebagai “jalan pintas.”

-Risiko warisan masalah. Jika perusahaan publik yang diambil alih punya utang atau masalah hukum, bisa terbawa.

-Likuiditas lebih rendah. Tidak selalu menarik minat investor besar.


Ilustrasi perbandingan IPO dan Backdoor Listing sebagai strategi masuk bursa saham

Studi Kasus IPO vs Backdoor Listing di Pasar Modal Indonesia

Mari kita lihat dua contoh nyata:

-GoTo (IPO)
Pada April 2022, GoTo melakukan IPO terbesar di Indonesia, berhasil menghimpun lebih dari Rp13 triliun.

Meskipun saham sempat turun setelahnya, proses IPO memberikan legitimasi besar di mata investor global.

-Trimegah Sekuritas (Backdoor Listing)
Perusahaan sekuritas ini pernah mengalami proses reverse takeover.

Meski berjalan lebih cepat, minat investor tidak sebesar IPO spektakuler.

Dari sini terlihat: IPO unggul dalam branding dan menarik investor besar, sementara Backdoor Listing unggul dalam kecepatan dan efisiensi biaya.


Analisis Perbandingan IPO vs Backdoor Listing

Untuk lebih jelas, mari kita bandingkan dalam tabel berikut:

Aspek

IPO

Backdoor Listing

Waktu Proses

6–12 bulan

3–6 bulan

Biaya

Tinggi (puluhan miliar)

Relatif rendah

Reputasi

Tinggi, bergengsi

Kurang prestisius

Kontrol Manajemen

Lebih terdistribusi

Bisa lebih terkonsentrasi

Likuiditas Saham

Tinggi

Cenderung rendah

Risiko Hukum & Utang

Relatif minim

Bisa terbawa dari perusahaan lama

 

Perspektif Investor Mana yang Lebih Menarik?

Bagi investor ritel, IPO sering lebih menarik karena:

-Ada hype media dan promosi besar-besaran.

-Potensi keuntungan jangka pendek jika harga naik di hari pertama perdagangan.

Namun bagi investor institusi atau private equity, Backdoor Listing juga punya daya tarik:

-Perusahaan bisa masuk ke bursa dengan valuasi lebih murah.

-Masih ada ruang negosiasi lebih besar.


Cerita Pengusaha Lokal

Bayangkan seorang pengusaha manufaktur di Surabaya bernama Pak Arif.

Ia bermimpi membawa perusahaannya ke bursa. Namun ketika menghitung biaya IPO, angkanya membuat kening berkerut: hampir Rp40 miliar.

Akhirnya ia memilih Backdoor Listing dengan mengambil alih perusahaan publik kecil. Dalam waktu 5 bulan, perusahaannya resmi tercatat di bursa.

Meski awalnya diragukan, perlahan investor mulai melirik.

Cerita Pak Arif menunjukkan bahwa strategi masuk bursa bukan hanya soal gengsi, tapi juga kesesuaian dengan kondisi finansial dan tujuan jangka panjang.


Kapan IPO Lebih Tepat?

-Jika perusahaan ingin membangun reputasi global.

-Jika perusahaan punya basis investor besar.

-Jika ingin menghimpun dana besar untuk ekspansi.


Kapan Backdoor Listing Lebih Tepat?

-Jika perusahaan butuh masuk cepat ke bursa.

-Jika modal terbatas.

-Jika ingin menjaga kontrol lebih besar.

umkmgodigital.web.id

Strategi Bukan Sekadar Jalan Pintas

IPO vs Backdoor Listing bukan soal mana yang lebih baik secara absolut, melainkan mana yang lebih cocok dengan konteks.

IPO menawarkan panggung megah, tapi mahal dan penuh tuntutan. Backdoor Listing lebih sederhana, tapi butuh kehati-hatian agar tidak terjebak masalah perusahaan lama.

Bagi investor, penting untuk memahami perbedaan ini sebelum memutuskan menanamkan modal.

Karena pada akhirnya, strategi masuk bursa harus selaras dengan visi jangka panjang, bukan sekadar euforia sesaat.
Jasa Pembuatan Website
Jasa Press Release Media Online
Jasa Pembuatan Website UMKM
Pelatihan Digital Marketing untuk UMKM
PixxelPro Digital ID